Selasa, 10 Agustus 2010

Keutamaan Shalat Barisan depan

Shalat adalah kewajiban yang paling utama bagi orang yang beragama Islam karena amal yang paling pertama di hisab adalah shalatnya. Tetapi pada kenyataannya diantara kita masih ada shalatnya yang kurang sempurna dan ada yang sudah sempurna.

Pada tulisan ini sebenarnya tidak akan membahas tentang shalat secara keseluruhan hanya beberapa hal saja yang terkait tata cara shalat antara Imam dan Ma'mum (dalam kitab Bulughul Marom), pada prinsipnya ma'mum tidak boleh mendahului imam. Tetapi ada beberapa pertanyaan bagaimana kalau imamnya duduk, apakah ma'mum ikut duduk atau berdiri? yang ke dua, bagaimana tata cara ma'mum yang duduk sedangkan imamnya berdiri?
Dalam kitab bulughul marom dijelaskan bahwa apabila Imam dalam shalat duduk makan ma'mum juga duduk, dengan alasan untuk penyetaraan. Jawaban pertanyaan kedua, bahwa jika ma'mum duduk sedang imam shalat berdiri maka diharuskan ma'mum tersebut menunggu gerakan imam (contoh dalam bersujud ma'mum yang duduk tidak boleh bergerak sebelum imam sujud) hal ini dikhawatirkan kalau ma'mum bergerak sebelum imam sujud akan mendahului imam.

Dijelaskan lagi tentang tata cara imam membaca ayat-ayat Qura'an dalam shalat bahwa dianjurkan agar imam meringankan shalat yaitu dengan tidak membaca ayat atau surat yang terlalu panjang, beberapa alasannya yaitu:
1. Dikhawatirkan ma'mum sudah ada yang tua (orang tua);
2. Dikhawatirkan ma'mum ada anak-anak (yang menganggu shalat);
3.Dikhawatirkan ma'mum ada yang lemah fisiknya;
4.Dikhawatirkan ma'mum ada yang punya janji dan keperluan lainnya yang mendesak.

Masih terkait dengan shalat yaitu tata cara azdan, menurut guru penulis azdan yang sunat untuk dijawab adalah azdan yang tidak terlalu panjang atau mendayu-dayu, tetapi yang sunat untuk dijawab adalah azdan yang sedang-sedang saja. Bahkan menurut guru penulis azdan yang terlalu panjang jika kita jawab makan tidak mendapat pahala sunat menjawab azdan (bisa dikonfirmasikan dg guru yang lain)

Keutamaan Shalat Pada Barisan Depan
Menurut Imam Nawawi ada beberapa tingkatan keutamaan shalat menurut barisannya, yaitu apabila shalat pada barisan paling depan maka pahalanya seperti kurban seekor unta, pada barisan kedua pahalanya seperti kurban seekor sapi, barisan ketiga seperti kurban kambing, barisan keempat seperti kurban seekor ayam, dan pada barisan kelima seperti kurban telor. Tapi kata ustad masih lumayanlah kalau telornya banyak bisa dibagi-bagi. wallohu 'alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar